Jurnal syukurku Hari ini

Bismillah,

Sudah lama tak menulis lagi. Rindu? Oh tentu. Dulu hampir setiap bulan atau ketika mood sedang bagus atau sebaliknya pasti aku menulis. Karena menulis bagian dari cara menyalurkan semua energi, apalagi energi negatif.

Alhamdulillah, aku bersykur sampai detik ini ALLAH berikan aku nikmat yang tidak terkira, tak bisa dihitung jumlahnya.

Ditengah pandemi ini, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, kesabaran, dan dimudahkan dalam segala urusan. Aamiin

Alhamdulillah, syukurku hari ini masih bisa bercengkrama dengan suami, dan 2 anak Sholeh.

Dan ketika pillow talk, si sulung berucap,

Aku kalo udah gede tidur sendiri ya Bun, ga sama bunda lagi.”

Kalimat yang menohok, dan berfikir diam beberapa detik. Anakku tak sudah mulai besar, tahun depan mungkin dia sudah sekolah TK. Tak terasa, sepertinya baru kemarin, Kak.

Alhamdulillah, aku bersykur bisa sampai posisi sekarang, Terimakasih Yaa ALLAH atas segala nikmat-Mu yang tak pernah habis.

❤ My sunshine, Muhammad Fatih Fatahillah ❤

6 maret 2017, pukul 16.07 bunda dengar tangisanmu sayang. Bunda pikir hidup bunda akan berakhir, karena bunda sempat menyerah. Tapi melihat wajah ayah yang terus semangatin bunda, dan bunda lihat ayah yang menahan airmatanya disana bunda semangat lagi. Perjuangan dari sebelum kamu hadir, dan kamu berada di perut bunda selama 9 bulan itu yang buat bunda sadar juga bahwa bunda harus terus berjuang. 

Kamu tau sayang, ayah terus pegang bunda dan cium kening bunda dan suruh bunda berdzikir terus. Bunda akan ingat terus saat2 itu sayang. Sampai 6 jam bunda diinduksi dan 1 jam bunda mengejan, dokter sudah masuk ruangan kalo selama 20 menit lg kamu belum lahir maka harus di vacum atau bunda harus sc, dari sana bunda menahan tangis bunda ga mau di sc karena bunda pingin punya mujahid dan mujahidah yang banyak, sholeh/sholehah, dan tangguh. Dari sana ayah kembali semangatin bunda, sampai akhirnya 3 menit sebelum 20 menit kamu lahir sayang. Dan ketika bunda dengar tangisan kamu, hilang semua rasa sakit bunda nak. Bunda bahagia akhirnya kamu lahir dengan sehat dan selamat. Alhamdulillah ‘ala kulli haal, terimakasih Yaa ALLAH atas semua nikmatmu ❤


Tasikmalaya, 22 Maret 2017

Penantian ‘2 garis’

Allah Ta’ala berfirman (ـ(لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا) “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”. (QS At Taubah : 40)

Kalo ada sesuatu, selalu inget salah satu janji ALLAH ini. “Apapun yg terjadi, ALLAH akan slalu bersama kita ko. Aku yakin.”

Dan kali ini mau bercerita sedikit tentang kisah kegalauan menunggu “2 garis”. Saya menikah belum lama, baru setahun. Tepat, 10 Oktober 2015 kami melangsungkan pernikahan. Kami berdua anak pertama, dan kalo saya ditambah dengan cucu pertama dari keluarga ayah dan ibu. Karena kami belum pernah jalan berdua sebelumnya, jadi kami menikmati bulan – bulan pertama kami menikah. Tapi ketika 3bulan terlewati, belumada tanda – tanda positif. Sampai akhirnya saya download beberapa aplikasi dan baca – baca di beberapa web, dan buku. 

Hampir setiap waktu datangnya ‘tamu’, saya harap – harap cemas dan beberapa kali menyiapkan tespack, tapi setiap gagal saya menangis dan bilang sama suami, “aku dapet.” Sambil sesegukan dan beruntung suami slalu menenangkan saya saat itu.

Sampai akhirnya bulan ke 5, saya tiba – tiba stress, ga mau ketemu orang banyak, saya ga mau ditanya, “udah isi belum?” Itu seperti pertanyaan yang benar – benar bikin saya drop. Bahkan saya sampai mendengar ada orang yang menjudge saya yg bermasalah, hati saya seperti teriris-iris ditambah lagi beberapa orang nyinyir tentang hal ini. Bahkan saya masih ingat sampe ada kalimat yang diucapkan, “ko belum sih? Aku aja dulu langsung ko.” Saya cuma bisa tersenyum dan ketika ada suami saya langsung menangis. Suami bilang, “udahlah, ALLAH itu Maha Segalanya ko. Ayo kita perbaiki ibadah kita.”

Ya nasihat suami slalu jadi obat, apalagi support dari keluarga. Saya beruntung meskipun saya anak pertama tapi mereka tak pernah terus bertanya, bahkan pernah sekali saya minta maaf sama mertua karena belum isi, jawaban mertua itu, “Udah ga usah dipikirin, anak itu rezeki neng. Kita ga bisa memaksa ALLAH yg penting udah berusaha. Lagian ummi juga ga pernah nuntut pngen cepet punya cucu. Yang sabar aja, yang penting rumah tangga kalian baik – baik aja.”😢 #jlebb dan itu bikin saya nahan nangis, sy maumeluk tapi jujur saya masih canggung waktu itu.

Bulan ke 6 sudah mulai hilang rasa stress dari diri saya. Dan ketika itu saya silaturahim dengan temannya teman saya. Kami kesana, disambut hangat. Dan pas ditanya, “udah isi apa belum?” Saya senyum, dan suami yg jawab. Dan yg saya ga duga suami dari teman saya bilang, “wahh udah 6 bulan ya? Hati2 yaa itu udah lampu oren tuh. Soalnya kalo lewat dari 6 bulan suka lama.” Ahh, perkataan itu slalu saya ingat, dan ketika itu suami saya pegang tangan saya dia faham yang saya rasakan. Semenjak itu kami ga main ke rumahnya, tapi hanya berkomunikasi lewat whatsapp. Bulan ke 6 mamah umroh, saya minta do’anya dari beliau. Sampe saya pesan kurma muda waktu itu. 

Bulan ke 7 belum juga ada tanda – tanda, akhirnya kita coba cari dokter untuk program. Tapi karena kesibukan suami, dan belum sempat kami pergi ke dokter. Biasanya tamu datang tanggal 23 tapi ini udah lewat 4 hari. Sudah senang rasanya, akhirnya suami beli tespeck lagi. Dan waktu itu saya selesai mencuci baju. Suami suruh saya tiduran jangan kecapean. Dan pas dzuhur tiba2 banyak darah, mungkin flek atau tamunya datang. Sebelum suami datang dari apotik, saya tiduran dan saya searching, dan tanya – tanya ke teman saya. Pas suami datang dia kaget, sampe akhirnya dia yang melanjutkan mencuci dan siapin makanan buat saya. Saya nangis sesegukan, tapi suami terus saja suruh saya untuk dzikir. Dan akhirnya, saya tau ternyata itu bukan flek tapi ‘tamu’. Nangis lagi saya, dan saat itu saya liat ada air mata yg ditahan sama suami, saya faham dia kecewa tapi dia berusaha menegarkan. 😔

Akhirnya, setelah si ‘tamu’ pergi, 3 hari kemudian kami ke dokter. Itu salah satu dokter rekomendasi di Jakarta Utara yang saya tau dari salah satu web yang sering saya buka. Pas kesana, dokternya bilang semuanya baik – baik saja, dan ya atur pola makan, dan kami diberikan obat. Bulan ramadhanpun tiba, dan itu pertama kali saya puasa di tempat jauh dari orangtua. Dan kali ini, perasaan saya tenang dan saya terus berdo’a. Semoga bulan ini, dan sekarang udah mau diajak sama suami buat ikut kalo ada acara. Dan tiba2 pertengahan ramadhan, saya dapat bbm dari teman waktu SMA. Dia tanya apa saya sudah isi, saya bilang belum. Dan ternyata diapun sama, meskipun nikahnya saya duluan. Tapi dia juga merasakan hal yang sama seperti saya dulu, dia ga mau ketemu sama orang lain, apalagi teman – teman suaminya. Akhirnya kita saling menguatkan, meskipun saya juga faham betul apa yang dia rasakan, stress, tertekan dari pertanyaan yang mungkin sepele, “sudah isi belum?” Tapi jujur itu pertanyaan itu malah menjadi momok buat kami. 😔😢

Dan tepat tanggal 27 Juni 2016, biasanya ‘tamu’ datang tanggal 23. Tapi entah kenapa pas sebelum sahur malah ada keinginan pengen tespack dan suami juga belum tau kalo saya telat, karena bulan kemarin tanggal 27 juga saya dapet. Akhirnya, saya ceklah. Dan hasilnya 2 garis 😱🙈. Antara bahagia, sedih, campur. Pas keluar kamar mandi cengengesan, mertua nanya, “neng kenapa?”

“Dua garis mi, dua garis.” Masih cengengesan

Dateng suami, “kamu kenapa?”

“Dua garis bang, dua garis. Ini.” Aku liatin tespacknya mertua sama suami bengong, dan suami malah pergi 😁😁

Pas udah sahur saya tanya suami, “kamu kenapa pergi tadi?” “Lah, masa mau meluk kamu depan ummi. Terus padahal tadi diem dulu biar jadi suprise.” “Oh iyaa ga keingetan. Terlalu seneng bang.” 😂

Dan alhamdulillah, akhirnya ALLAH memberi kami amanah. Semoga kami bisa mendidiknya dengan baik, dan dia jadi qurrota a’yun untuk kami dan keluarga. Saya selalu yakin, ALLAH selalu punya rencana indah untuk kami, dan keyakinan saya tertanam kuat bahwa anak saya akan menjadi anak yang shaleh, kuat, dan bermanfaat nanti. ❤ *aamiin

Dan sekedar berbagi untuk semua, please Jauhi pertanyaan, “udah isi apa belum?” Kepada pasutri yang baru apalagai yang sudah lama menikah. Lebih baik kita kepoin aja, atau tanya ke saudaranya daripada tanya ke orangnya langsung, soalny kalian ga pernah tau isi hati mereka. Dan yang sudah punya anak, please Hindari kalimat nyinyir karena itu memperburuk beban psikologis, lebih baik mendo’akan saudarimu setelah shalat. Bukannya orang yang mendo’akan saudaranya tanpa sepengtahuannya maka ALLAH akan berikan kebaikan yang sama untuk orang tersebut? Dan yang belum mendapat amanah dari ALLAH, laa tahzan.. karena ALLAH tak akan membebani seseorang diluar batas kemampuannya, dan ALLAH Maha Adil, DIA tidak pernah meninggalkan hamba-Nya.. Mari perbaiki beribadah, lebih khusyu dalam do’a, maksimalkan ikhtiar, dan tetap positif thinking. Laa tahzan innalllaha ma’ana. ❤


Kelap – kelip cahaya

Hari ini tak seperti biasanya,
Langit terlihat mendung namun masih ada setitik cahaya,
Aku semakin mengadah,
Cahaya itu semakin dekat dan berkerlap kerlip,

Ku rasa cahaya itu menyentuhku,
Membawa diriku terbang tinggi,
Aku melayang,
Meninggalkan semuanya,

Semua terlihat semakin jauh,
Aku tak bisa menengok lagi,
Namun aku rasa bahagia,
Perasaan yg belum ku rasakan sebelumnya,

Tenang,
Damai,
Nyaman,
Dan semua rasa terindah,

Aku yakin semuanya baik2 saja,
Sampai detik inipun,
Maaf jika aku banyak salah,
Sampai detik ini, hanya ALLAH yg slalu ada

rencana-Nya

tak pernah terpikir sebelumnya,

bahkan dalam benak ini hal yang tidak mungkin terjadi lagi,

justru menjadi indah,

dan semoga lebih indah dari sebelumnya.

             tepatnya  tanggal 27 September 2013 kala itu,

             semuanya berubah,

             ketidaksangkaan akan adanya semua itu,

             ALLAH Maha Mengetahui yang terbaik.

dan 2 tahun itu waktu yang cukup lama,

semua pembelajaran di mulai,

menata diri, menata hati,

dan semua hal disetting ulang, di upgrade.

             Qodarullah, semua menjadi baik lagi,

             keyakinan itu datangnya dari hati,

             semua hal yang baik ataupun buruk ALLAH Mengetahuinya,

             mungkin semua ini adalah obat luka yang akan menghilangkan luka semula.

bagaimanapun nantinya,

tetap tersenyum atas segala nikmat dan kehendak-Nya,

berproses dalam segala sesuatu,

menikmati setiap ritme kehidupan.

             Do’a,ikhtiar menjdikan hal yang tak mungkin menadi mungkin,

             Terimakasih Yaa Rabbi,

             atas segala nikmat-Mu,

             Alhamdulillah ‘ala kulli haal 🙂

Image

hanya sebuah goresan,

Aku ingin melupakan semua ini, terhempas dari keramaian,

Terhempas dari semua kemelut yang ada di hatiku,

Aku tau meskipun kau tak ada, tapi aku masih tetap memiliki-Nya

Masih ada DIA di hatiku,

Tapi syetan slalu saja membisikiku,

Memberti tahu bahwa aku akan lemah tanpamu,

Kadang itu membuatku bimbang,

Tapi satu hal yang slalu ku ingat, DIA yang utama,

Dan kini aku dalam kebimbanganku,

Yang aku harapkan hanya petunjukmu, Yaa Rabb

Hanya petunjukmu,

Dari semua do’a yang aku panjatkan,

Kalo bukan dia,

Maka berilah waktu kepadaku untuk sendiri,

Dan tak ada seseorang yang mendekat kepadaku,

Sampai waktunya tiba.

Image

Karena aku, TANGGUH !

aku ingat, selalu.. terbersit dalam pikiranku.. bahwa aku TANGGUH.

aku bisa menjaga diriku, meskipun kadang aku membutuhkanmu untuk menguatkanku.

aku masih bisa tersenyum, meskipun kamu tak ada disini.

karena sudah kubilang, AKU INI PEREMPUAN TANGGUH.

aku tau, sendiri itu baik, walaupun berdua jauh lebih baik.

tapi sekarang aku belum bisa menemukan dirimu.

dan sekali lagi, aku bilang pada diriku sendiri, bahwa aku TANGGUH.

aku bisa melawan derasnya arus kehidupan,

aku masih berdiri sampai saat ini,

aku masih bisa tertawa lepas,

dan aku akan menjadi seTANGGUH ini sebelum ataupun sesudah kau ada.

#aku perempuan tangguh.

i_have_a_dream

sakinah bersamamu,

sakinah bersamamu,

itu yang terbesit dalam pikiranku saat ini, yang terus mengganggu pikiranku.

tak perlu punya rumah yang mewah, tak perlu mobil yang berjejeran, yang ku inginkan hanyalah sakinah bersamamu.

hanya kita dan anak – anak kita nantinya, hanya kita dan keberkahan keluarga kecil kita.

just between me and you ^^

keluarga kecil penuh keceriaan, penuh canda tawa, dan hanya kita.. cukup HANYA KITA.

meniti jalan menuju ridho-Nya, bersama meraih surga-Nya.

semua lika – liku kehidupan kita hadapi bersama, semuanya manis, asam, pahit.

sakinah bersamamu,

Image